Tampilkan postingan dengan label audio. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label audio. Tampilkan semua postingan

Modifikasi Power Supply Komputer Untuk Keperluan Audio

Kamis, 11 Agustus 2016 2 komentar
Berawal dari banyaknya stock PSU (Power Supply Unit) bekas PC yang nganggur, sebagian udah dipretelin untuk diambil elco,kipas,toroid,transistor dan lain sebagainya. Biasanya PC yang nggak bisa hidup atau sering restart cukup diganti PSU nya langsung ON, padahal PSU tersebut belum tentu rusak hanya saja bagian tertentu yang lemah atau ngedrop dan biasanya yang 12 volt masih bagus. Berikut ini tabel tegangan dan ampere pada sebuah PSU Komputer:

+ 3.3 Volt / 15 A  =>   ORANYE
+ 5 Volt / 30 A     =>   MERAH
+ 12 Volt / 18 A   =>   KUNING
- 12 Volt / 0.5 A   =>   BIRU
+ 5 Volt / 2 A       =>   UNGU
GROUND           =>   HITAM
SWITCH ON      =>   HIJAU (disambung ke hitam)

Niatnya yang 12volt/18A di modif jadi 13.8volt namun hampir semua tutorial nya memakai IC TL-494 sedangkan semua PSU yang udah dibongkar nggak ada satupun memakai IC tersebut, ya udah 12volt ajah cukup lagian nyetel musiknya nggak gembrang-gembreng atau di perbesar dayanya namun saya rasa cukup misal 12volt x10 A = 120 Watt , sedangkan car audio 2x50Watt

Awalnya saya coba PSU merk Simbadda langsung ke car audio tanpa di modif, ternyata masih ada suara dengung, coba ganti 2 buah elco yang keluaran dari 12volt aslinya 1000/16v diganti dengan 2200/25v dan 3300/25v, suara dengung hilang dan qualitas sound jadi oke dibandingkan dengan power supply sebelumnya menggunakan trafo 5Amper 12volt CT. Lebih irit biaya dan  tagihan listrik nggak bengkak.

Aki motor fungsinya agar tetap menyimpan settingan memory frekwensi radio dan bass-treble
Kebetulan ada aki motor Honda Beat nganggur, pasang langsung ke car audio, kabel hitam dari PSU ke kutub negatif lalu kabel positifnya diganjel dulu dengan dioda 5Amper, maksudnya agar ketika audio dan PLN OFF kipas di PSU tidak berputar terus dan menyebabkan aki habis (harusnya dibuatkan switch  untuk memutus arus dan power on...belom sempat ajah) jika ingin ngecharge sekalian PSU harus dimodif ke 14-15volt

Untuk merk lain seperti SUN,MENTARI atau DAZUMBA cukup ganti 1 elco saja minimal 3300/25v atau 10.000/35 jika muat di pcb dan box nya dan itu pun jika perlu.

Yang diberi silang biru boleh diganti
SARAN & TIPS
  • Jangan langsung oprek PSU yang baru dicolok ke PLN karena masih ada tegangan sisa 400volt (ada elco diseri 200v+200v) diamkan dulu seharian atau kalau Anda berani konsletkan dengan obeng gepeng yang lebar ke masing-masing elco 200volt, akan terdengar ledakan..... hahaha pengalaman servis lampu kilat dan ngeliat temen bikin radio tabung 80 meteran
  • .Coba PSU test langsung ke perangkat elektronik dengan menyambung kabel hijau dan hitam, apabila tidak ada dengung atau kelainan lainnya PSU nggak perlu dioprek
  • Sisakan kabel yang seperlunya saja biar keliatan rapi, semua kabel hitam dan kuning dikepang dan 1 hijau untuk power on, barangkali untuk charge hp gunakan kabel ungu dan hitam
  • Pastikan tegangan sesuai kebutuhan perangkat, router wi-fi saya beri 12volt malah jebol, harusnya 9volt, jika ingin 9volt kan bisa diberi IC 7809 + elco secukupnya
  • Jangan sambungkan kabel hijau+hitam secara permanen, PSU jadi sulit hidup => gunakan switch ON/OFF
  • Sambungkan kabel ke casing atau kabel hitam ke tanah/tembus ubin dengan paku min 10cm agar tidak nyetrum jika pegang body car audio atau kabel-kabel lainnya, gunakan testpen untuk memastikan tidak ada lagi tegangan induksi, tegangan tersebut tidak berbahaya tapi cukup membuat Kita kaget. Nggak semua PSU bocor induksi ada yang cukup colokan ke PLN dibalik, namun jarang sekali ,...kalo saya sih biasa kesetrum induksi jadi nggak kaget, kecuali jika kaki atau tangan sedang basah cukup pakai sendal biar tidak ada koneksi ke bumi.

Menggulung Trafo Toroid bekas stavolt

Rabu, 31 Desember 2014 0 komentar

Berhubung dapet rongsokan stavolt 500VA dari kampung, dan kondisinya udah tidak memungkinkan untuk diperbaiki, trafonya gosong kebakar, motornya karatan dan kabelnya banyak yang putus, akhirnya saya putuskan untuk mengambil trafonya. 
Trafo ini rencana mau saya pakai ngembat DX Amp stereo 2x100w yang memerlukan tegangan simetris 35v DC dari 25v AC. Diameter kawat sekunder yang dipilih adalah 1mm yang mampu hingga 5A per rail, jadi total dayanya 5A x 25v x 2= 250VA. Dari daya sekunder tsb dipilihlah kawat primer 0.5mm untuk arus 1.25A, jadi total dayanya adalah 1.25A x 220v= 275VA, anggaplah 25VA adalah rugi daya dalam trafo

Berdasarkan baca-baca di salah satu forum, toroid bekas stavol 500VA membutuhkan 800-an gulungan untuk primernya. Gulungan per voltnya harus dicari secara manual (caranya ada di bawah)


Core stavolt 500VA

Bahan:
Core toroid bekas stavolt 500VA
Kawat email 0.5mm 2 ons
Kawat email 1mm 2 x 1ons
Selotip kertas (masking tape)
Kertas prespan
Kabel 1mm, warna harus berbeda
Aluminium foil atau lembaran tembaga
Selongsong bakar
Timah solder
Waktu dan pikiran :)

1. Tutupi core dengan kertas prespan. 

Kertas prespan disini fungsinya sebagai isolator antara gulungan primer. Untuk perekatnya gunakan selotip kertas, karena kertas lebih tahan panas daripada plastik

2. Menggulung gulungan primer.

Sebelum menggulung kawat, buat alat penggulungnnya dari karton tebal atau tripleks, agar bisa masuk ke lubang di tengah-tengah core. Kemudian gulung searah jarum jam atau berlawanan terserah, yang penting arah gulungan primer dan sekunder sama. Gulungan harus rapat dan rapi, jika tidak trafo akan bergetar jika diberi beban maksimum. Untuk gulungan primernya tidak saya hitung secara pasti, jadinya harus dites dulu gulungan per volt untuk sekundernya

3. Pasang kabel penghubung
Sebelumnya, gosok kedua ujung kawat email dengan ampelas untuk menghilangkan lapisannya. Setelah itu sambung kawat dan kabel menggunakan solder. Untuk isolator dan memperkuat sambungan, gunakan selongsong bakar.

4. Tes gulungan primer

Untuk pengetesan pertama, dengan multimeter, posisikan saklar ke ohm atau buzzer, dan hubungkan ke ujung2 gulungan primer, pastikan tidak putus dan hambatannya tidak nol ohm

Pengetesan kedua, dihubungkan seri dengan bohlam 10w keatas dan hubungkan ke AC 220v, jika bohlam menyala terang maka gulungan short/korslet, jika redup, gulungan masih kurang, jika tidak menyala, gulungan primer sudah siap dan Tutupi gulungan primer dengan selotip kertas dan kertas prespan

5. Tes gulungan per volt

Dari gambar di atas, terbaca 3.13 volt berarti 12 lilitan dibagi 3 (dibulatkan dari 3.13) hasilnya 4 gulungan per volt. Setelah selesai, lepas kembali gulungan tsb dan lanjut ke tahap berikutnya

6. Memasang screen atau shield
Gunakan aluminium foil atau lembaran tembaga dan pasang mengelingi trafo, kemudian beri kabel penghubung yang nantinya akan disambung ke ground chassis atau tanah, selanjutnya tutupi dengan kertas prespan. 
Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung dari kebocoran arus AC input dan fluks magnetik yang akan menimbulkan dengung pada amplifier. Lapisan ini banyak ditemukan pada trafo ampli build up atau trafo SMPS pada TV


6. Menggulung gulungan sekunder

Untuk sekunder 25v maka 25v x 4 npv= 100n (n= jumlah gulungan) dan trafo tersebut akan saya jadikan dual secondary maka menggunakan dua kawat yang digulung sekaligus agar tegangan antara rail (+) dan (-) benar benar simetris. Setelah selesai, tes tengangan sekunder, pasang kabel penghubung dan tutup dengan kertas prespan (keliling luarnya saja) dan selotip kertas (ditutup semua)
Untuk gulungan sekunder tambahan caranya sama seperti di atas, tinggal dihitung saja jumlah gulungannya

7. Finishing 
Jika sudah selesai,tutup seluruh permukaan trafo dengan selotip plastik dan beri finishing yang bagus
8. Tes voltase sekunder
Trafo langsung dicolok ke tegangan 220v dan tes tegangan sekunder di masing-masing rail
Sekunder 1

Sekunder 2
Tegangan bisa benar-benar sama karena menggulung 2 kawat sekaligus untuk sekundernya

Dari sekunder trafo 25.5V AC jadi 33.2VDC, dengan beban R bleeder 2k2 2W


9. Tes Beban
Beban yang saya gunakan berupa lampu foglamp 12V 35W 2 buah diseri dan dibebankan langsung ke salah satu sekunder trafo
arus terbaca 3.25A, dan voltase drop ke 23.8V, jadi total dayanya adalah 3.25 x 23.8= 77.35W, dipanjer satu jam trafo agak hangat (entah ini normal atau enggak, saya kurang tahu)

Donat siap disajikan bersama DX Amp, siap disantap hangat-hangat :D

Mungkin anda perlu
http://www.williamsonic.com/WireTable/
http://elektronikakreatif.blogspot.com/2011/03/kekuatan-kawat-email-trafo_14.html



DX Amplifier Classic

Kamis, 25 Desember 2014 0 komentar


Akhirnya setelah meluangkan waktu, saya bisa merakit salah satu ampli rancangan om Carlos Mergulhao. Untuk komponen saya pakai seadanya di laci dan nyabutin dari kit yang nggak kepakai. Untuk skema bisa dilihat di bawah ini

 Ampli ini menganut Linn topology, topologi ini juga yang dianut oleh kit ampli legendaris di Indonesia, yaitu "OCL 150". Transistor 2N5401 sebagai LTP, BD139 sebagai VAS, BD140/BD139 sebagai transistor bias, TIP31/32 sebagai driver dan 2SC5200/2SA1943 sebagai final. 
Ampli ini cukup unik, karena tidak adanya ballast resistor pada kaki emitter transistor final. Komponen yang digunakan sangat mudah didapat, untuk R bias 2k bisa diganti 2k2 atau 1k diseri 2 buah.


Komponen yang saya gunakan semua mengikuti skema, kecuali transistor bias, saya ganti dengan BD140, elco supply saya ganti 1000uF 50v, dan elco feedback tidak saya bypass dengan cap 100nF. 
Kalau dilihat hasilnya gak terlalu buruk, meskipun ini pertama kalinya saya merakit amplifier BJT, dari sebelumnya yang hanya mainan gainclone sama chip amp


Arus bias
Sebelum menyalakan ampli ini untuk pertama kali, rail positif dan negatif saya seri dengan resistor 10 ohm 5W. Jangan hubungkan input dan speaker terlebih dahulu.
Untuk mengatur arus bias, posisikan saklar multimeter ke 2V DC, hubungkan probe (+) multimeter ke (+) PSU dan probe (-) hubungkan setelah resistor 10 ohm yang menuju ke ampli, dan putar trimpot VR3, atur dari 0.8v hingga 1.2v, semakin besar arus biasnya, semakin panas pula transistor finalnya. 


DC offset
Setelah mengatur bias, atur DC offset, caranya hubungkan probe (+) ke speaker out dan probe (-) ke GND PSU, dan putar-putar trimpot VR1 hingga dapat serendah mungkin, dan tidak melebihi 20mV.
Setelah semuanya selesai, lepas resistor 10 ohm, kemudian pasang speaker dan input.

Dengan mengucap Bismillahirohmanirohim... colok input ke laptop dan pencet play.................. dan akhirnya DX Amp by Carlos Mergulhao berdendang juga. 
Baru memainkan 2 lagu dengan volume 70% heatsink sudah panas banget. Baru mau ngambil heatsink yang gedean dikit, kabel rail negatif kesenggol dan terlepas. Akhirnya transistor finalnya puanas banget dan keluar jinnya :D.

Hmmm... DX amp ini kayaknya akan terbengkalai sementara waktu, karena saya banyak orederan. Postingan ini akan saya update lain waktu

Cara Mengatasi Dengung (Hum atau Noise) Pada Amplifier Rakitan

Sabtu, 15 November 2014 0 komentar

Merakit sebuah amplifier bisa dikatakan gampang-gampang susah, gampangnya ketika kita memasang kit ampli, tone control, trafo dan power supply serta kabel ini dan itu. Tetapi hasilnya, ampli tanpa input akan timbul dengung (atau orang jawa bilang nggereng) tak hanya dengung saja, masalah grounding yang tidak betul ini juga dapat meningkatkan THD, mengurangi imunitas terhadap sinyal RF, dll. Penggunaan komponen audiograde yang harganya gak masuk akal juga akan percuma kalau anda tidak memahami pengkabelan dan grounding. Inilah dikatakan susahnya :). Tapi anda tak perlu pusing-pusing dalam merakit amplifier, karena saya akan membahasnya berikut ini.


1. Pilih kit ampli atau preamp PCB dengan star ground

Star grounding adalah menggabungkan semua jalur ground dari masing-masing komponen ke satu titik pada PCB, baik itu PCB pada modul ampli atau preamp (tone control, galaxy, gigabass, dsb). Karena star grounding dapat menetralkan sinyal-sinyal liar pada masing masing komponen, jika PCB tidak menggunakan star grounding, sinyal-sinyal tadi dari komponen-komponen tersebut dapat menginduksi jalur lain (terutama jalur sinyal audio) dan buruknya, sinyal-sinyal liar tersebut ikut dikuatkan oleh amplifier bersamaan dengan sinyal audio dari sumber, maka timbullah dengung pada speaker.

2. Gunakan star grounding pada power supply

Ground dari modul amplifier kanan kiri, preamp, dan speaker harus langsung dihubungkan ke modul power supply dan jangan membentuk looping ground. Hal yang sama perlu anda lakukan pada jalur power (+) dan (-), modul amplifier kanan kiri dan preamp harus mengambil satu titik langsung dari power supply. Ground speaker dan casing langsung diambil dari titik ini, jangan anda modul lain yang ground-nya nyambung ke casing. 
Jika anda menggunakan rangkaian preamp, jalur ground yang hanya dihubungkan adalah ground untuk power supply dan input (disarankan power supply untuk preamp ikut dengan power supply amplifier)
Pada amplifier yang menggunakan 3 jalur kabel power dari PLN, bisa menggunakan rangkaian ground loop breaker. Rangkaian ini terdiri dari satu buah dioda bridge (10A keatas) dan kapasitor 100nF 250V MKP X2 rated, ini dilakukan agar ground tanah tidak bentrok dengan perangkat lain yang juga diground tanah, misalnya PC atau active subwoofer (bisa anda lihat pada gambar di atas)

3. Pasang kapasitor EMI/RFI filter pada modul amplifier dan power supply

Untuk power supply, pasang kapasitor 100nF 250V MKP X2 rated antara 2 kaki AC dioda bridge (yang terhubung dengan trafo) kapasitor tersebut berfungsi sebagai EMI/RFI filter. Selain itu pasang seri R 1 ohm dan kapasitor 100nF pada ujung power supply sebelum terminal kabel power supply amplifier, di jalur (+) dan (-) dengan ground. Fungsinya sebagai EMI/RFI filter agar DC output benar-benar bersih dari noise
Sedangkan di modul amplifier, pasang paralel kapasitor 100-220pF antara input (pada jalur setelah C input) dengan ground.

4. Gunakan kabel yang bagus (bukan berarti audiograde)

Untuk jalur power, gunakan kabel tunggal yang bagus dan dipelintir dengan kabel (+) GND dan (-), ini dilakukan untuk meminimalisir radiasi elektromagnetik dari kabel-kabel tersebut. Ciri kabel power yang bagus adalah, kawat tembaga terlihat mengkilat dan mudah disolder, kulit karetnya juga bagus (tidak mudah retak, tipis, dll) dan ingat, semakin besar daya ampli anda, semakin besar pula diameter kabel yang harus digunakan. Lakukan hal yang sama pada kabel primer dan sekunder trafo, agar fluks magnetik dari arus AC tidak menginterfensi rangkaian yang sensitif
Sedangkan untuk jalur sinyal, gunakan kabel yang diselubungi serabut kawat untuk ground, jika terpaksa, gunakan 2 buah kabel tunggal kecil yang dipelintir antara sinyal dengan GND


5. Perhatikan tata letak antar modul pada amplifier

Jangan sepelekan masalah ini, mungkin saja karena modul ampli dan preamp berdekatan dengan trafo atau kabel arus AC, karena fluks elektromagnetik dari trafo dapat menginterfensi jalur-jalur di PCB ampli atau preamp. Solusinya, jauhkan modul yang sensitif tersebut dari trafo. Jika terpaksa, karena keterbatasan tempat dalam box, pasang sisi samping samping menjadi bawah, dan sebaliknya, alhasil diperlukan box yang tinggi pula. Atau jika anda ada budget lebih, tidak ada salahnya menggunakan trafo toroid, karena trafo toroid memiliki fluks magnetik yang kecil daripada trafo kotak/EI

Jika cara cara di atas sudah anda lakukan dengan benar, coba tes kekebalan ampli anda dengan cara berikut ini:

1. Tanpa kabel/jack input, nyalakan ampli dan putar volume hingga maksimal, dan dengarkan bunyi dari speakernya, jika tidak ada bunyi sama sekali atau bunyi noise yang sangat pelan ketika anda menempelkan telinga di speaker, berarti ampli anda sudah bagus. Jika masih ada bunyi hum atau kemeresek yang cukup keras, coba cek rangkaian ampli anda dan lakukan cara-cara di atas

2. Dengan HP diletakkan di atas box amplifier, cobalah mengirim SMS atau hubungi nomor seseorang, jika tidak ada bunyi kretek-kretek berarti rangkaian EMI/RFI filter pada ampli anda berfungsi dengan baik

Mengganti Kabel Headphone Sennheiser HD 202

Senin, 07 Juli 2014 0 komentar
Awalnya dapet keluhan dari teman yang headphonenya cuma bunyi sebelah, dan setelah saya cek, kedua speakernya masih bunyi semua, dan akhirnya saya memvonis kabelnya. Katanya dibuang sayang, mending diperbaiki lagi, siapa tau dengan kabel bagus, suaranya juga ikut bagus

Pada hari itu juga saya putuskan untuk membeli kabel pengganti, googling sana-sini, nyari info di forum-forum luar. Dan akhirnya saya putuskan untuk menggunakan kabel Canare L2B2AT dan konektor Yongsheng NYS231BG (murmer tapi bagus :D), dan beli online dapat di sini. Harap menjadi catatan, jangan menggunakan konektor mini stereo murahan seharga 3500-an, ukurannya tidak standar, apalagi sering dicabut colok, bisa merusak soket konektor pada perangkat anda

Jangan lupa anda tes dengan multitester, untuk memastikan kanal L dan R, (kabel warna putih atau oranye) dan untuk ground hanya serabut kawat tanpa pelindung
Setelah itu buat Y splitternya, dengan cara: potong kabel sepanjang 25 cm dua buah, dan kupas pelindung luar dan alumunium foilnya, dan kupas pelindung serat kabel, salah satu kabel yang anda potong tadi sambung dengan salah satu serat kabel yang terhubung dengan konektor, dan kabel ground disambung jadi satu, lakukan hal yang sama pada kabel yang satunya lagi. Solder sambungan kabel tadi agar lebih kuat, beri isolator pada masing-masing sambungan serat kabel. Beri selongsong kabel bakar (heatshrink tube) ukuran 10mm, dan panaskan sampai mengerut
Setelah itu lepaskan earpiece headphone, dengan cara tarik ke atas dan lepaskan earbuds-nya, caranya, ditarik di pinggir-pinggirnya dan anda akan melihat 4 buah sekrup kecil, nah lepaskan sekrup-sekrup tersebut. Sebelumnya tandai earpiece L dan R dan kabel L dan R, jangan sampai terbalik!!
setelah sekrup dilepas. Lepaskan kabel dari speaker dengan solder
dan pasang kabel yang baru ke speakernya, caranya: beri timah secukupnya pada kawat kabel yang akan disolder, beri juga sedikit timah pada kedua terminal speaker, letakkan kabel yg sudah disolder tadi ke terminal dan tekan dengan solder hingga timah meleleh, lepaskan dan tunggu sebentar, dan kabel sudah menempel. Ingat, jangan sampai terbalik memasang kutub-kutub terminal, efeknya akan mengurangi kualitas suara, terutama pada nada rendah
Lakukan hal yang sama untuk earpiece satunya lagi.

Lakukan pengecekan dengan memberi input pada headphone, jika sudah oke, pasang kembali sekrup dan earbuds-nya. Pada saat memasang earbuds, pastikan benar-benar rapat dengan cara tekan bagian dalamnya secara memutar hingga bebunyi "klik", jika tidak, nada bass jadi korbannya


Pasang earpiece kembali dan siap dinikmati :D


Review singkat setelah re-cabling:
dengan lagu Michael Bubble - Home, FLAC 24MB, setting EQ flat: vocal jadi lebih tebal, treble jadi lebih lembut, bass sudah tidak over lagi (perlu diketahui, sennheiser HD-202 ini terkenal dengan bassnya yang kuat, jadi treble kalah dengan dentuman bassnya) soudstage jadi meningkat. Overall sudah cukup memuaskan, dengan modal kurang lebih 50 ribu rupiah, waktu dan kesabaran....

Semoga berhasil ^_^

Amplifier 20W Gainclone LM1875

Sabtu, 29 Maret 2014 0 komentar



Sebenarnya saya udah pingin punya chip amp legendaris ini, tapi baru keturutan minggu lalu, karena di kota tempat saya tinggal nggak ada yang jual. Beberapa waktu yang lalu saya sempat jalan-jalan ke Pasar Genteng, Surabaya, nyari IC ini yang ori juga cukup susah, banyak yang palsu (mirip TDA). Dan akhirnya dapet yang ori di toko mah*meru seharga 15.000 per biji (batch: JM05AKE3) beberapa komponen pendukung lainnya juga dapet dari sono.

Perlu diperhatikan bahwa LM1875 yang asli memiliki bentuk body kotak, memiliki tanda pin 1, tulisan "LM1875T", logo national semikonduktor dan batch sejajar dengan tanda pin 1, jika tidak bisa dipastikan IC tersbut palsu. Apalagi yang ada coakan di kanan-kirinya, bisa dipastikan itu sablonan TDA2050 atau TDA2030


IC amplifier ini sangat didewa-dewakan di beberapa forum audio, karena distorsinya yang luar biasa rendah, hanya 0.015% walaupun dayanya hanya 20W bisa dikatakan "kecil-kecil cabe rawit", yang artinya menghasilkan suara nyaris sempurna. Jika dibandingkan dengan TDA2030, nggak ada apa-apanya. Di salah satu blog yang pernah saya baca menyebutkan "chip amp yang hampir menyamai suara dari ampli tabung"


Skema dari datasheet


komponennya hampir sama dengan TDA2030, hanya R feedback yang bernialai 1k (sebenarnya nilai R3 dan R4 bisa dirubah, sesuai dengan gain yang diinginkan. Jika gain besar output power juga ikutan besar, tapi distorsinya juga besar. Jika terlalu kecil juga akan menyebabkan ampli berosilasi, efeknya hum dan desis)


komponen yang saya gunakan lebih baik daripada proyek sebelumnya, meskipun nggak ada yang audiograde:


Resistor shunt dan penentu gain pakai metal-film generik

Resistor boucheroot carbon film 2W generik
Kapasitor filter dan bocheroot MKM generik
Kapasitor input AUDIOPHILER MKP Bennic FPP 1uF
Elko bypass Rubycon ZL (asli)
Elko feedback Nippon chemicon KME dan SME Panasonic FC
Resistor 22k di bagian input diparalel dengan kapasitor polystyrene 220pF
PCB nyontek punya mas Atma di blognya
Kabel input Canare L2B2AT, jack RCA Monster dan jack 3,5mm Yongsheng NYS231BC

Power Supply:

Elko power supply Nichicon RS 4 x 4700uF 25V (kayaknya palsu semua) Nippon Chemicon KMG 3300µF 50V, ori tentunya
Power supply snubberized dengan R bledder
Dioda 1N5402 Bridge 10A
Trafo custom 2x18V @ 2.5A







untuk kandangnya, gainclone pertama saya ini meggusur TDA2030 dari singgasananya :D






Upgrade 1 Juli 2014
Alhamdulilah, akhirnya keturutan juga pakai komponen audiograde, ngabuburit jadi makin mengasyikkan dengan mengganti komponen yang lama dengan komponen audiograde, semuanya saya beli dari langsung jadi elektronik, punya pak Alex


Komponen upgrade

Komponen upgrade:
elko PSU: 3x nippon-chemicon 3300µF 50V
Kapasitor snubber dan bypass PSU: Wima MKS-2 100nF 63V
Kapasitor polystyrene 220pF
Kapasitor input Bennic FPP
elco feedback Panasonic FC 47µF 35V


Blok amplifier
Blok PSU, snubberized dengan R bleeder (jangan ditiru penempatan R bleeder seprti diatas, jadinya dioda bridge kepanasan) Input AC dioda diberi kapasitor 100nF 275V X2 rated (cabutan PSU DVD player) untuk memperhalus saat switching arus AC
Layout gainclone kebanggaanku
Tak hanya manis suaranya, tampilannya pun kian manis dengan mengganti panel depan dengan kayu dilapis politur
Perlu diperhatikan saat memasang kapasitor input bennic, bagian kiri digunakan untuk masukan, dan bagian kanan yang terhubung dengan pin 1 IC LM1875, lebih jelasnya, baca postingan Om Jimmy

Setelah diupgrade dengan part tersebut, hasilnya adalah:
treble lebih crunchy, cocok untuk instrumen gitar akustik, vocal jadi lebih tebal, bass lebih terkendadi (nggak bikin nggeber daun speaker) yang lebih kerasa adalah middle-treble



Untuk hasilnya bisa dilihat di video di bawah ini, suaranya agak mendem, karena saya rekam pakai kamera digital jadul





Pengalaman Memperbaiki Simbadda CST1750N

Kamis, 27 Februari 2014 1 komentar
Berawal dari teman yang minta bantuan saya untuk memperbaiki speakernya yang mati total, akhirnya jadi begini

Pertama saya buka tutup belakangnya dan saya cek, IC-nya pakai 3 buah TDA2030A, dan gak ada yang hangus, dan dilanjutkan dengan pengukuran tegangan DC, terbaca 17.2V dan gak drop. Saya coba sentuh pin 1 masing-masing IC, nggak ada bunyi dengung di speaker. Saya teruskan ngetes semua speker dan jalur outputnya, semua masih oke, dan saya putuskan ketiga TDA tersebut RUSAK!!



Ok, keesokan harinya langsung meluncur ke toko langganan dan dapat 3 buah TDA2030A, sampe dirumah, langsung saya ganti. Kemudian dicolok listrik dan hasilnya..... barusan dicolok listrik, 2 IC untuk speaker satelitnya puanas kayak mau kebakar dan dioda rectifiernya juga panas, dan beberapa menit kemudian ngebul, sementara itu IC untuk subwoofer masih oke. Hangusnya dua IC ini entah TDA-nya KW atau kelebihan tegangan

TDA2030 (merah), IC 4558 (hijau), dioda rectifier (kuning), elko 3300uF (biru) dan elko 47uF 50V (oranye) 

besoknya lagi cari TDA2030 ke toko lain, kata penjualnya sih ori, dan saya ambil 2 buah IC tsb. Tidak hanya IC TDA-nya yang saya ganti, IC op-amp 4558 saya ganti pakai NE5532, dioda yg hangus sy ganti dengan 3A, elko PSU 3300uF saya ganti 4700uF 25V. Elko 47uF 50V yang menghubungkan jalur + dan jalur - (bukan ground) saya buang. IC TDA-nya saya kasih isolator dgn heatsink



Saya coba colokkan ke listrik dan.........
Alhamdulilah, akhirnya bisa bunyi dan panasnya normal, simbokde udah bisa nyanyi lagi. 

Sambil nulis postingan ini, ditemani simbokde yang barusan sembuh :D

Saya pasang kembali kabel-kabelnya dan tutup belakangnya, dan siap dijemput empunya :-D