Tadi pagi saya mendapat sms dari teman tentang ada nya penangkapan perakit TV. Saya dimintai tanggapan tentang masalah ini. Cukup menarik. Saya tidak akan melihat masalah ini dari sisi orang elektronika saja.
"Merdeka.com - Meski hanya berpendidikan atau tamatan Sekolah Dasar (SD), MH (41) warga Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah cukup lihai dalam bidang elektronik. Namun keterampilannya dalam hal mengutak-atik elektronik ini membuat MH terjerat dalam kasus pidana dan berurusan dengan petugas Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng." Tulisan ini saya ambil dari
merdeka.com Selasa, 17 Maret 2015
Inilah salah satu gambaran nyata yang terjadi di negeri kita Indonesia tercinta. Bila ada kasus-kasus seperti ini mestinya ada tindakan pemerintah yang sifat nya koordinatif antara instansi-instansi terkait. Dalam hal ini menerut saya harus ada koordinasi dari dinas perindustrian, perdagangan, tenaga kerja dan industri kreatif. Bila koordinasi dari dinas-dinas tersebut tidak berhasil barulah polisi mengambil tindakan.
Pantas saja wirausaha Indonesia sulit bertumbuh bila cara kerja pemerintah kita seperti ini. Bila ada seseorang punya minat membangun usaha wiraswasta, siapa lagi yang bisa membantu kalau bukan dinas-dinas terkait tersebut diatas. Bila usahawan melakukan kesalahan karena belum mengerti aturan harus nya dinas-dinas terkait membantu menyelesaiakan nya.
Aneh nya polisi malah menjerat pelaku wirausaha pemula dengan pasal-pasal pidana. Lalu kapan bangsa kita bisa maju dan mandiri?
Coba kita lihat sejenak ke negara-negara yang cukup berhasil mengembangkan industri kecil nya, dan bahkan menjadi industri raksasa mengusai pasar dunia. Kita semua pasti kenal iPhone, iPad dan iPod. Apple komputer juga bermula dari usaha rakitan elektronik rumahan. Steve Jobs membuka bengkel elektronik di garasi rumah nya. karena iklim usaha yang mendapatkan dukungan yang baik dari pemerintah di negeri paman Sam, akhirnya Apple Corp. mejadi raksasa bisnis yang sangat disegani di seluruh dunia. Amerika Serikat sangat selektif masuknya produk asing, dan sangat melindungi produk mereka di seluruh dunia.
Demikian juga di Eropa. Di Inggris, Belanda, Denmark banyak sekali indistri rumah tangga yang cukup tangguh karena dukungan pemerintan di negeri nya. Di Asia, China juga bisa menjadi contoh. Di Australia misalnya Teufel Speaker yang memulai dari usaha rumahan, sekarang menjadi perusahaan international yang memiliki pabrik di banyak negara. Di Jepang, tak usaha saya kasih contoh lagi. Semua orang sudah tahu.
Saat ini kita banyak sekali dipaksa dalam tanda petik. Pergi kemana-mana di paksa pakai kendaraan made in Japan, made in USA, dll. Ngisi BBM dipaksa pakai Pertamina, minum dipaksa pakai PDAM, dll. Karena kita dan pemerintah kita tidak memiliki kemampuan untuk membangun atau menyediakan alternatif nya.
Sampai kapan kita akan terus seperti ini. Tentu saja semua nya akan kembali kepada kita. Mari kita semua berbenah ke arah yang lebih baik. Terus kreatif dan inovatif. Maaf saya tidak bermaksud menggurui siapapun. Just share my opinion.